Sabtu, 06 April 2013

Puisi Terakhir


Penantianku sepertinya sia-sia
sia-sia aku merindukanmu siang dan malam
apakah kau juga merindukanku? Sepertinya tidak
mungkin waktu yang telah merubah semua kenyataan ini
meski ku tak berubah, namun hanya kau lah yang menyita seluruh hatiku

Kita memang sudah nyaman dengan keadaan ini
walaupun tidak seperti yang ku harapkan
buatku, kehadiranmu  seperti membawa angin segar dihidupku
aku memang bukan wanita yang sempurna
kehadiranmu lah yang membuat diriku sempurna

Tak bisa ku pungkiri, dirimu berada diantara cinta dan benci
tetapi aku tidak dapat membedakan keduanya
perjalanan kita memang begitu singkat
tanpa kau sadari, kau telah menancapkan
sesuatu yang membuatku tergila-gila padamu

Cinta ini memang tak pernah berkurang
dan tak pernahku mencoba untuk menghilangkannya
apakah kau peduli dengan perasaan ini?
berusaha mencariku saja tidak

Semua yang telah kita lalui biarlah menjadi kenangan manis
yang lalu biarlah berlalu dan jangan sampai ini terjadi lagi
biarlah kita jalani cinta dijalan yang berbeda

Puisi terakhir ini kupersembahkan untukmu
semoga kau membacanya dan mengerti apa yang sedang ku  rasakan

Dekiru dake nakanaide. Kore de, hontouni arigatou
dakishimete! dakishimete! Ashita ga aru, mata kondo ne..

Kamis, 04 April 2013

Dua Bulan yang Lalu

Dua bulan yang lalu, ditempat, waktu dan kursi yang sama
aku masih setia menunggu kedatanganmu
menikmati hembusan angin yang tak seperti biasanya
membuka lembar demi lembar sajakmu yang tersimpan rapi dibuku catatanku
aku hapal betul setiap barisnya

Dua bulan yang lalu, ditempat, waktu dan kursi yang sama
aku mengingat pertama kali kita bertemu
ketika pertama kali aku berjabat tangan denganmu
dan pertama kali aku memelukmu

Aku termenung, membayangkan apakah kebahagiaan itu terulang
kembali atau hanya menjadi kenangan manis dalam hidupku?
semuanya terasa begitu aneh
siang dan malam masih saja memikirkanmu
semakin aku mencoba untuk melupakanmu, bayanganmu pun semakin nyata

Hari ini ditempat, waktu dan kursi yang sama
semuanya terasa begitu singkat
sesingkat kepergianmu
butir demi butir air mataku pun menetes
mungkin ini yang dinamakan cinta
mulut memang tidak saling bicara
mata pun tidak saling memandang
tetapi hati yang bicara apa yang sedang aku rasakan

Senin, 01 April 2013

Ibu


Ibu, disaat aku membutuhkan seorang teman
kau hadir disampingku
menyandarkanku ke bahumu
mendengarkan setiap keluh kesahku
mengusap air mataku ketika aku bersedih

Ibu, kau terlihat begitu anggun ketika tersenyum
wajahmu cerah seperti disinari mentari pagi

Ibu, kau memang sosok paling setia
mengalahkan setianya seorang sahabat
bahkan lebih setia dibandingkan seekor merpati

Ibu, kau tak pernah berkeluh kesan kepadaku
tidak pula bersedih dihadapanku
tidak pernah aku melihat setetes air mata membasahi pipimu

Ibu, kau rela terjaga ketika aku jatuh sakit
kau pun rela membagi makananmu ketika aku kelaparan

Ibu, setiap malam kau meninabobokan ku
mendekap hangat tubuhku
membelai lembut rambutku

Ibu, kau tiada duanya
Ayah pun tak bisa menggantikan sosokmu, Bu